Kamis, 27 Oktober 2016

Pengangguran, Konsep Penganguran Terbuka (Open Unemployment), Setengah Pengangguran, Teknik Perhitungan Setengah pengangguran, Kebijakan Penanggulangan Pengangguran, Penambahan Tugas Perhitungan Pengangguran

Pengangguran
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/ mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Menurut Sakernas (Survey Keadaan Angkatan Kerja Nasional), pengangguran didefinisikan sebagai berikut:
·         mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja;
·         mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang baru;
·         mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, disebut dengan penganggur putus asa; dan
·         mereka yang sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

1.      Konsep Penganguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran Terbuka (Open Unemployment. Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Penyebabnya antara lain: tidak tersedianya lapangan kerja, tidak sesuai antara lapangan kerja denagn latar belakang pencari kerja, dan tidak berusaha mencari pekerjaan secara keras karena memang malas. Ø
Berdasarkan penyebab terjadinya Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
·         Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
·         Pengangguran konjungtur (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang diakibatkan oleh adanya siklus konjungtur (perubahan kegiatan perekonomian). Perekonomian suatu Negara sering menghadapi perubahan. Bila permintaan terhadap barang dan jasa turun terjadilah penurunan permintaan missal terhadap tenaga kerja.
·         Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
1. Akibat permintaan berkurang
2. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3. Akibat kebijakan pemerintah
·         Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
pengangguran yang terjadi karena pergantian waktu/trend. Misalnya tukang membuat kopiah, pada saat bulan puasa dan menjelang hari Idul Fitri, pesanan akan produk kopiah meningkat tajam. Sedangkan masa sesudah bulan puasa permintaan produk kopiah kembali turun sehingga dia harus menganggur lagi.
·         Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi yaitu pengangguran yang disebabkan penggunaan teknologi seperti mesin-mesin modern, sehingga mengurangi penggunaan tenaga kerja manusia.
·         Pengangguran yang disebabkan oleh isolasi geografis
Pengangguran ini dialami oleh masyarakat yang terpencil dari pusat kegiatan ekonomi. Pengangguran seperti ini biasanya akan menimbulkan urbanisasi.

2.      Profil Pengangguran
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
·         Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
·         Pengangguran setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
·         Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

3.      Setengah Pengangguran
Pengertian setengah menganggur adalah orang yang bekerja namun belum memenuhi kriteria pekerja penuh. Contoh setengah menganggur dibagi 3 yaitu :

a)      Setengah menganggur berdasar pendapatan. Pengertian setengah menganggur menurut pendapatan adalah orang yang bekerja namun penghasilannya lebih kecil daripada UMR.
b)      Setengah menganggur menurut jam kerja, adalah orang yang bekerja namun dia kerja kuran gdari 40 jam per minggu.
c)      Setengah menganggur menurut produktivitas, adalah orang yang bekerja di bawah standar produktivitas perusahaan contoh pekerja cacat atau pekerja yang baru masuk kantor.
Adapun contoh setengah menganggur lainnya antara lain :
1.      Setengah menganggur terpaksa. Pengertian setengah menganggur terpaksa adalah orang yang tergolong setengah menganggur yang masih bersedia menerima pekerjaan lain atau masih tetap berusaha mencari pekerjaan.
2.      Setengah menganggur sukarela. Pengertian setengah menganggur sukarela adalah pekerja yang termasuk golongan setengah menganggur yang sudah tidak bersedia menerima pekerjaan lain atau tidak berusaha mencari pekerjaan, contohnya tenaga ahli yang gajinya sangat besar.
3.      Setengah menganggur kentara. Pengertian setengah menganggur kentara adalah para pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam perminggu.

4.      Teknik Perhitungan Setengah pengangguran
Indikator ini dapat dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja dan sedang bekerja tetapi dengan jam kerja di bawah normal (kurang dari 35 jam per minggu) dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja.

Rumus
Tingkat Setengah Pengangguran =
Jumlah pekerja yang bekerja kurang dari jam kerja normal x 100
Jumlah angkatan kerja

Data yang Diperlukan
Data jumlah pekerja berdasarkan jam kerja per minggu dan jumlah angkatan kerja.

Sumber Data
Data sebagai dasar penghitungan indikator ini bisa didapatkan dari Sensus Penduduk (SP), Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas), dan Survei Ketenagakerjaan Nasional (Sakernas).

Contoh
Berdasarkan data Sakernas 2004, persentase penduduk usia 15 tahun atau lebih yang bekerja dengan jam kerja dibawah 35 jam seminggu berjumlah 30.213.692 orang sementara total angkatan kerja 2004 berjumlah 103.973.387 orang. Sehingga tingkat setengah pengangguran pada tahun 2004 sebesar 29% di bekasi.

Interpretasi
Semakin tinggi tingkat setengah pengangguran maka semakin rendah tingkat utilisasi pekerja dan produktivitasnya. Akibatnya, pendapatan mereka pun rendah dan tidak ada jaminan sosial atas mereka. Hal ini sering terjadi di sektor informal yang rentan terhadap kelangsungan pekerja, pendapatan dan tidak tersedianya jaminan sosial. Sehingga pemerintah perlu membuat kebijakan untuk meningkatkan kemampuan bekerja mereka seperti penambahan balai latihan kerja.


Ilustrasi
Juminten, 27 tahun, seorang tukang cuci pakaian pada sebuah keluarga di Jakarta. Dalam sehari, Juminten bekerja sebagai tukang cuci selama 3 jam di tempat majikannya di pagi hari, pukul 05.00-08.00. Setelah itu dia kembali ke rumah dan mengurus anak dan suaminya. Hal ini telah dia lakukan selama lima tahun terakhir.

Pertanyaan
Apakah Juminten termasuk ke dalam setengah pengangguran? Anda akan mampu menjawab pertanyaan ini setelah mempelajari seluruh bagian Setengah pengangguran ini.

Jawaban Pertanyaan
Juminten termasuk ke dalam setengah pengangguran karena dalam seminggu dia bekerja kurang dari 35 jam, dia bekerja sebagai pembantu selama 21 jam seminggu.

5.      Kebijakan Penanggulangan Pengangguran
Secara umum cara mengatasi pengangguran adalah dengan meningkatkan investasi, meningkatkan kualitas SDM, transfer teknologi dan penemuan teknologi baru, pembenahan perangkat hukum dalam bidang ketenagakerjaan, dan lainlain. Secara teknis kebijakan upaya-upaya ke arah itu dapat ditempuh dengan berbagai kebijakan misalnya :
·         Menyelenggarakan bursa pasar kerja
Bursa tenaga kerja adalah penyampaian informasi oleh perusahaan-perusahaan atau pihak-pihak yang membutuhkan tenaga kerja kepada masyarakat luas. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar terjadi komunikasi yang baik antara perusahaan dan pencari kerja. Selama ini banyak informasi pasar kerja yang tidak mampu tersosialisasikan sampai ke masyarakat, sehingga mengakibatkan informasi lowongan kerja hanya bisa diakses oleh golongan tertentu.
·         Menggalakkan kegiatan ekonomi informal
Kebijakan yang memihak kepada pengembangan sektor informal, dengan cara mengembangkan industri rumah tangga sehingga mampu menyerap tenaga kerja. Dewasa ini telah ada lembaga pemerintah yang khusus menangani masalah kegiatan ekonomi informal yakni Departemen Koperasi dan UKM. Selain itu dalam pengembangan sektor informal diperlukan keterpihakan dari Pemda setempat.
·         Meningkatkan keterampilan tenaga kerja
Pengembangan sumber daya manusia dengan peningkatan keterampilan melalui pelatihan bersertifikasi internasional. Berdasarkan survei tentang kualitas Tenaga Kerja menunjukkan bahwa ranking Human Development Index Indonesia di Asia pada tahun 2000 berada di peringkat 110. Sementara negara lain seperti Vietnam ada diperingkat 109, Filipina (77), Thailand (69), Malaysia (59), Brunei Darussalam (32), Singapura (25), Jepang (9). Data ini menunjukkan rendahnya kualitas sumber daya manusia sehingga peningkatan keterampilan mereka menjadi sangat perlu dilakukan.
·         Meningkatkan mutu pendidikan
Mendorong majunya pendidikan, dengan pendidikan yang memadai memungkinkan seseorang untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik. Dewasa ini sesuai dengan perintah undang-undang, pemerintah diamanatkan untuk mengalokasikan dana APBN sebesar 20% untuk bidang pendidikan nasional.
·         Mendirikan pusat-pusat latihan kerja
Pusat-pusat latihan kerja perlu didirikan untuk melaksanakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi yang ada.
·         Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Pemerintah perlu terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga akan memberikan peluang bagi penciptaan kesempatan kerja.
·         Mendorong investasi
Pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk menciptakan kesempatan kerja di Indonesia.
·         Meningkatkan transmigrasi
Transmigrasi merupakan langkah pemerintah meratakan jumlah penduduk dari pulau yang berpenduduk padat ke pulau yang masih jarang penduduknya serta mengoptimalkan sumber kekayaan alam yang ada.
·         Melakukan deregulasi dan debirokrasi
Deregulasi dan debirokrasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru. Deregulasi artinya adalah perubahan peraturan aturan main terhadap bidang-bidang tertentu. Deregulasi biasanya ke arah penyederhanaan peraturan. Debirokrasi artinya perubahan struktur aparat pemerintah yang menangani bidang-bidang tertentu. Debirokrasi biasanya ke arah penyederhanaan jumlah pegawai/lembaga pemerintah yang menangani suatu urusan tertentu.
·         Memperluas lapangan kerja
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru terutama yang bersifat padat karya. Dengan adanya era perdagangan bebas secara regional dan internasional sebenarnya terbuka lapangan kerja yang semakin luas tidak saja di dalam negeri juga ke luar negeri. Ini tergantung pada kesiapan tenaga kerja untuk bersaing secara bebas di pasar tenaga kerja internasional.

6.      Penambahan Tugas Perhitungan Pengangguran
Rumus menghitung tingkat pengangguran untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari persentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja.
Tingkat pengangguran = jumlah pengangguran / jumlah angkatan kerja * 100 %

Menurut data statistik (BPS) www.bps.go.id, pada tahun 2012 jumlah pengangguran pada Februari 2012 mencapai 7,2 juta orang, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) cendrung menurun, dimana TPT Agustus 2012 sebesar 6,14 persen turun dari TPT Februari 2012 sebesar 6,32 persen dan TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen.
Pada Agustus 2012, TPT untuk pendidikan menengah masih tetap menempati posisi tertinggi, yaitu TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 9,87 persen dan TPT Sekolah Menengah Atas sebesar 9,60 persen. Jika dibandingkan keadaan Agustus 2011, TPT pada hampir semua tingkat pendidikan cendrung turun, kecuali TPT untuk tingkat pendidikan SD kebawah naik sebesar 0,08 persen.
Dapat kita lihat dari data statistik pada tahun 2010 hingga 2012 dan dapat dilihat dari segi meningkat dan menurunnya angka pengangguran yang terjadi di Indonesia.


                                                             TABEL
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas
Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2010-2012
(persen)
                                                                                        
PendidikanTertinggi yang Ditamatkan
2011
2012
Februari
Agustus
Februari
Agustus
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
SD ke bawah
3,37
3,56
3,69
3,64
2.
Sekolah Menengah Pertama
7,83
8,37
7,80
7,76
3.
Sekolah Menengah Atas
12,17
10,66
10,34
9,60
4.
SekolahMenengahKejuruan
10,00
10,43
9,51
9,87
5.
Diploma I/II/III
11,59
7,16
7,50
6,21
6.
Universitas
9,95
8,02
6,95
5,91
Jumlah
6,80
6,56
6,32
6,14


Angka pengangguran = 
Jumlah pengangguran / jumlah angkatan kerja x 100 %

contoh Soal :
Jumlah pengangguran di RT 5 RW 3 Desa Sungai Alam adalah 900 jiwa dan jumlah angkatan kerjanya 4.500 jiwa. Hitunglah angka pengangguran !
Jawab :
angkatan kerja = jumlah pengangguran / jumlah angkatan kerja * 100%
                        =  900/450*100%
                        = 20%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar