Pengangguran
Pengangguran
adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau
mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan
karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/ mempunyai pekerjaan tetapi
belum mulai bekerja.
Menurut
Sakernas (Survey Keadaan Angkatan Kerja Nasional), pengangguran didefinisikan
sebagai berikut:
·
mereka yang sedang mencari pekerjaan dan
saat itu tidak bekerja;
·
mereka yang mempersiapkan usaha yaitu
suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu
usaha/pekerjaan yang baru;
·
mereka yang tidak mencari pekerjaan,
karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, disebut dengan penganggur
putus asa; dan
·
mereka yang sudah mempunyai pekerjaan,
tetapi belum mulai bekerja.
1. Konsep Penganguran Terbuka (Open
Unemployment)
Pengangguran
Terbuka (Open Unemployment. Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Penyebabnya antara lain: tidak
tersedianya lapangan kerja, tidak sesuai antara lapangan kerja denagn latar
belakang pencari kerja, dan tidak berusaha mencari pekerjaan secara keras
karena memang malas. Ø
Berdasarkan
penyebab terjadinya Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan
menjadi 7 macam:
·
Pengangguran friksional (frictional
unemployment)
Pengangguran friksional adalah
pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu,
informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran
pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
·
Pengangguran konjungtur (cycle
unemployment)
Pengangguran konjungtur adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh adanya siklus konjungtur (perubahan kegiatan
perekonomian). Perekonomian suatu Negara sering menghadapi perubahan. Bila
permintaan terhadap barang dan jasa turun terjadilah penurunan permintaan
missal terhadap tenaga kerja.
·
Pengangguran struktural (structural
unemployment)
Pengangguran struktural adalah
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi
dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa
kemungkinan, seperti:
1. Akibat permintaan berkurang
2. Akibat kemajuan dan pengguanaan
teknologi
3. Akibat kebijakan pemerintah
·
Pengangguran musiman (seasonal
Unemployment)
pengangguran
yang terjadi karena pergantian waktu/trend. Misalnya tukang membuat kopiah,
pada saat bulan puasa dan menjelang hari Idul Fitri, pesanan akan produk kopiah
meningkat tajam. Sedangkan masa sesudah bulan puasa permintaan produk kopiah
kembali turun sehingga dia harus menganggur lagi.
·
Pengangguran
teknologi
Pengangguran
teknologi yaitu pengangguran yang disebabkan penggunaan teknologi seperti
mesin-mesin modern, sehingga mengurangi penggunaan tenaga kerja manusia.
·
Pengangguran yang disebabkan oleh
isolasi geografis
Pengangguran ini dialami oleh masyarakat
yang terpencil dari pusat kegiatan ekonomi. Pengangguran seperti ini biasanya
akan menimbulkan urbanisasi.
2. Profil Pengangguran
Berdasarkan
jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
·
Pengangguran terselubung (disguised
unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
suatu alasan tertentu.
·
Pengangguran setengah menganggur (under
unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
·
Pengangguran terbuka (open unemployment)
adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan.
Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal.
3. Setengah Pengangguran
Pengertian
setengah menganggur adalah orang yang bekerja namun belum memenuhi kriteria
pekerja penuh. Contoh setengah menganggur dibagi 3 yaitu :
a) Setengah
menganggur berdasar pendapatan. Pengertian setengah menganggur menurut
pendapatan adalah orang yang bekerja namun penghasilannya lebih kecil daripada
UMR.
b) Setengah
menganggur menurut jam kerja, adalah orang yang bekerja namun dia kerja kuran
gdari 40 jam per minggu.
c) Setengah
menganggur menurut produktivitas, adalah orang yang bekerja di bawah standar
produktivitas perusahaan contoh pekerja cacat atau pekerja yang baru masuk kantor.
Adapun
contoh setengah menganggur lainnya antara lain :
1. Setengah
menganggur terpaksa. Pengertian setengah menganggur terpaksa adalah orang yang
tergolong setengah menganggur yang masih bersedia menerima pekerjaan lain atau
masih tetap berusaha mencari pekerjaan.
2. Setengah
menganggur sukarela. Pengertian setengah menganggur sukarela adalah pekerja
yang termasuk golongan setengah menganggur yang sudah tidak bersedia menerima
pekerjaan lain atau tidak berusaha mencari pekerjaan, contohnya tenaga ahli
yang gajinya sangat besar.
3. Setengah
menganggur kentara. Pengertian setengah menganggur kentara adalah para pekerja
yang bekerja kurang dari 35 jam perminggu.
4. Teknik Perhitungan Setengah
pengangguran
Indikator ini dapat
dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah penduduk yang termasuk dalam
angkatan kerja dan sedang bekerja tetapi dengan jam kerja di bawah normal
(kurang dari 35 jam per minggu) dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam
angkatan kerja.
Rumus
Tingkat Setengah
Pengangguran =
Jumlah pekerja yang
bekerja kurang dari jam kerja normal x 100
Jumlah angkatan kerja
Jumlah angkatan kerja
Data yang Diperlukan
Data jumlah pekerja
berdasarkan jam kerja per minggu dan jumlah angkatan kerja.
Sumber Data
Data sebagai dasar
penghitungan indikator ini bisa didapatkan dari Sensus Penduduk (SP), Survei
Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas), dan Survei Ketenagakerjaan Nasional
(Sakernas).
Contoh
Berdasarkan data
Sakernas 2004, persentase penduduk usia 15 tahun atau lebih yang bekerja dengan
jam kerja dibawah 35 jam seminggu berjumlah 30.213.692 orang sementara total
angkatan kerja 2004 berjumlah 103.973.387 orang. Sehingga tingkat setengah
pengangguran pada tahun 2004 sebesar 29% di bekasi.
Interpretasi
Semakin tinggi tingkat
setengah pengangguran maka semakin rendah tingkat utilisasi pekerja dan
produktivitasnya. Akibatnya, pendapatan mereka pun rendah dan tidak ada jaminan
sosial atas mereka. Hal ini sering terjadi di sektor informal yang rentan
terhadap kelangsungan pekerja, pendapatan dan tidak tersedianya jaminan sosial.
Sehingga pemerintah perlu membuat kebijakan untuk meningkatkan kemampuan
bekerja mereka seperti penambahan balai latihan kerja.
Ilustrasi
Juminten, 27 tahun,
seorang tukang cuci pakaian pada sebuah keluarga di Jakarta. Dalam sehari,
Juminten bekerja sebagai tukang cuci selama 3 jam di tempat majikannya di pagi
hari, pukul 05.00-08.00. Setelah itu dia kembali ke rumah dan mengurus anak dan
suaminya. Hal ini telah dia lakukan selama lima tahun terakhir.
Pertanyaan
Apakah Juminten
termasuk ke dalam setengah pengangguran? Anda akan mampu menjawab pertanyaan
ini setelah mempelajari seluruh bagian Setengah pengangguran ini.
Jawaban Pertanyaan
Juminten termasuk ke
dalam setengah pengangguran karena dalam seminggu dia bekerja kurang dari 35
jam, dia bekerja sebagai pembantu selama 21 jam seminggu.
5. Kebijakan Penanggulangan
Pengangguran
Secara
umum cara mengatasi pengangguran adalah dengan meningkatkan investasi,
meningkatkan kualitas SDM, transfer teknologi dan penemuan teknologi baru,
pembenahan perangkat hukum dalam bidang ketenagakerjaan, dan lainlain. Secara
teknis kebijakan upaya-upaya ke arah itu dapat ditempuh dengan berbagai
kebijakan misalnya :
·
Menyelenggarakan bursa pasar kerja
Bursa
tenaga kerja adalah penyampaian informasi oleh perusahaan-perusahaan atau
pihak-pihak yang membutuhkan tenaga kerja kepada masyarakat luas. Tujuan dari
kegiatan ini adalah agar terjadi komunikasi yang baik antara perusahaan dan
pencari kerja. Selama ini banyak informasi pasar kerja yang tidak mampu
tersosialisasikan sampai ke masyarakat, sehingga mengakibatkan informasi
lowongan kerja hanya bisa diakses oleh golongan tertentu.
·
Menggalakkan kegiatan ekonomi informal
Kebijakan
yang memihak kepada pengembangan sektor informal, dengan cara mengembangkan
industri rumah tangga sehingga mampu menyerap tenaga kerja. Dewasa ini telah
ada lembaga pemerintah yang khusus menangani masalah kegiatan ekonomi informal
yakni Departemen Koperasi dan UKM. Selain itu dalam pengembangan sektor
informal diperlukan keterpihakan dari Pemda setempat.
·
Meningkatkan keterampilan tenaga kerja
Pengembangan
sumber daya manusia dengan peningkatan keterampilan melalui pelatihan
bersertifikasi internasional. Berdasarkan survei tentang kualitas Tenaga Kerja
menunjukkan bahwa ranking Human Development Index Indonesia di Asia pada tahun
2000 berada di peringkat 110. Sementara negara lain seperti Vietnam ada
diperingkat 109, Filipina (77), Thailand (69), Malaysia (59), Brunei Darussalam
(32), Singapura (25), Jepang (9). Data ini menunjukkan rendahnya kualitas sumber
daya manusia sehingga peningkatan keterampilan mereka menjadi sangat perlu
dilakukan.
·
Meningkatkan mutu pendidikan
Mendorong
majunya pendidikan, dengan pendidikan yang memadai memungkinkan seseorang untuk
memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik. Dewasa ini sesuai dengan perintah
undang-undang, pemerintah diamanatkan untuk mengalokasikan dana APBN sebesar
20% untuk bidang pendidikan nasional.
·
Mendirikan pusat-pusat latihan kerja
Pusat-pusat
latihan kerja perlu didirikan untuk melaksanakan pelatihan tenaga kerja untuk
mengisi formasi yang ada.
·
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Pemerintah
perlu terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga akan memberikan peluang
bagi penciptaan kesempatan kerja.
·
Mendorong investasi
Pemerintah
perlu terus mendorong masuknya investasi baik dari dalam negeri maupun luar
negeri untuk menciptakan kesempatan kerja di Indonesia.
·
Meningkatkan transmigrasi
Transmigrasi
merupakan langkah pemerintah meratakan jumlah penduduk dari pulau yang
berpenduduk padat ke pulau yang masih jarang penduduknya serta mengoptimalkan
sumber kekayaan alam yang ada.
·
Melakukan deregulasi dan debirokrasi
Deregulasi
dan debirokrasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya
investasi baru. Deregulasi artinya adalah perubahan peraturan aturan main
terhadap bidang-bidang tertentu. Deregulasi biasanya ke arah penyederhanaan
peraturan. Debirokrasi artinya perubahan struktur aparat pemerintah yang
menangani bidang-bidang tertentu. Debirokrasi biasanya ke arah penyederhanaan
jumlah pegawai/lembaga pemerintah yang menangani suatu urusan tertentu.
·
Memperluas lapangan kerja
Perluasan
kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru terutama yang
bersifat padat karya. Dengan adanya era perdagangan bebas secara regional dan
internasional sebenarnya terbuka lapangan kerja yang semakin luas tidak saja di
dalam negeri juga ke luar negeri. Ini tergantung pada kesiapan tenaga kerja
untuk bersaing secara bebas di pasar tenaga kerja internasional.
6. Penambahan Tugas Perhitungan
Pengangguran
Rumus menghitung tingkat pengangguran untuk mengukur tingkat
pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari persentase membagi jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja.
Tingkat pengangguran =
jumlah pengangguran / jumlah angkatan kerja * 100 %
Menurut data statistik
(BPS) www.bps.go.id, pada tahun 2012 jumlah pengangguran pada Februari
2012 mencapai 7,2 juta orang, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT)
cendrung menurun, dimana TPT Agustus 2012 sebesar 6,14 persen turun dari TPT
Februari 2012 sebesar 6,32 persen dan TPT Agustus 2011 sebesar 6,56 persen.
Pada
Agustus 2012, TPT untuk pendidikan menengah masih tetap menempati posisi
tertinggi, yaitu TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 9,87 persen dan TPT
Sekolah Menengah Atas sebesar 9,60 persen. Jika dibandingkan keadaan Agustus
2011, TPT pada hampir semua tingkat pendidikan cendrung turun, kecuali TPT
untuk tingkat pendidikan SD kebawah naik sebesar 0,08 persen.
Dapat kita lihat dari
data statistik pada tahun 2010 hingga 2012 dan dapat dilihat dari segi
meningkat dan menurunnya angka pengangguran yang terjadi di Indonesia.
TABEL
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas
Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2010-2012
(persen)
TABEL
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas
Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2010-2012
(persen)
PendidikanTertinggi yang Ditamatkan
|
2011
|
2012
|
||||
Februari
|
Agustus
|
Februari
|
Agustus
|
|||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
||
1.
|
SD ke bawah
|
3,37
|
3,56
|
3,69
|
3,64
|
|
2.
|
Sekolah Menengah Pertama
|
7,83
|
8,37
|
7,80
|
7,76
|
|
3.
|
Sekolah Menengah Atas
|
12,17
|
10,66
|
10,34
|
9,60
|
|
4.
|
SekolahMenengahKejuruan
|
10,00
|
10,43
|
9,51
|
9,87
|
|
5.
|
Diploma I/II/III
|
11,59
|
7,16
|
7,50
|
6,21
|
|
6.
|
Universitas
|
9,95
|
8,02
|
6,95
|
5,91
|
|
Jumlah
|
6,80
|
6,56
|
6,32
|
6,14
|
Angka pengangguran = Jumlah pengangguran / jumlah angkatan kerja x 100 %
contoh Soal :
Jumlah pengangguran di RT 5 RW 3 Desa Sungai Alam adalah 900 jiwa dan jumlah angkatan kerjanya 4.500 jiwa. Hitunglah angka pengangguran !
Jawab :
Jumlah pengangguran di RT 5 RW 3 Desa Sungai Alam adalah 900 jiwa dan jumlah angkatan kerjanya 4.500 jiwa. Hitunglah angka pengangguran !
Jawab :
angkatan
kerja = jumlah pengangguran / jumlah angkatan kerja * 100%
= 900/450*100%
= 20%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar