Kamis, 27 Oktober 2016

Alur Ekstraksi Untuk Sumber Daya Alam Tak Terbarukan

1.      Alur Ekstraksi Untuk Sumber Daya Alam Tak Terbarukan
Sumber daya alam tidak dapat terbarukan atau sering juga disebut dengan sumber daya terhabiskan (depletable) adalah sumber daya alam yang tidak memiliki kemampuan regenerasi secara biologis. Selain itu, sumber daya alam ini dibentuk melalui proses geologi yang memerlukan waktu sangat lama untuk dapat dijadikan sebagai sumber daya alam yang siap diolah atau siap pakai. Tambang emas dan tambang minyak misalnya, memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun untuk terbentuk karena ketidakmampuan sumber daya tersebut untuk melakukan regenerasi. Sumber daya alam ini sering kita sebut juga sumber daya alam yang memiliki stok yang tetap. Sifat-sifat tersebut di atas menyebabkan masalah eksploitasi sumber daya alam tidak terbarukan (non-renewable) akan sangat berbeda dengan ekstraksi sumber daya terbarukan (renewable). Pengusaha pertambangan atau perminyakan, misalnya tidak saja harus memutuskan kombinasi yang tepat dari berbagai faktor produksi untuk menentukan produksi yang optimal, namun harus pula memikirkan seberapa cepat stok harus diekstraksi dengan kendala stok yang terbatas.
Beberapa perbedaan pokok antara pengelolaan sumber daya alam dan model ekonomi konvensional misalnya antara lain: Dalam model ekonomi kompetitif, maksimisasi keuntungan ditentukan pada saat penerimaan marginal (p) sama dengan biaya marginal (BM) atau p = BM. Dalam model sumber daya alam tidak terbarukan, stok yang tidak terekstraksi memiliki nilai yang dicerminkan dari biaya oportunitasnya. Dengan demikian, ekstraksi optimal sumber daya alam tidak hanya ditentukan oleh harga dan biaya marginal tapi juga oleh biaya oportunitas.
Ekstraksi sumber daya alam merupakan masalah investasi karena nilai rente sumber daya yang diperoleh terkait oleh waktu, sehingga penentuan rente atau keuntungan (benefit) tidak saja dihitung untuk masa kini tapi juga sepanjang waktu.
Berbeda dengan ekstraksi produk lainnya, ekstraksi sumber daya alam tidak terbarukan menghadapi kendala stok. Artinya, karena tidak adanya proses regenerasi, maka pada waktu tertentu (terminal period), stok tersebut akan habis.
Dari beberapa ciri di atas terlihat bahwa ekstraksi sumber daya alam tidak terbarukan berkaitan erat dengan aspek intertemporal di mana peranan waktu sangat krusial. Dalam bab ini akan dibahas bagaimana ekstraksi yang optimal dapat dilakukan terhadap sumber daya alam tidak terbarukan tersebut, termasuk di dalamnya bagaimana menentukan alur ekstraksi yang efisien dan berapa besar output optimalnya. Sebagai basis dari teori ekstraksi sumber daya alam tidak terbarukan secara optimal adalah model Hotelling yang dikembangkan oleh Harold Hotelling pada tahun 1931. Mengingat begitu pentingnya model Hotelling tersebut, di bawah ini akan mulai kita bahas model Hotelling dalam kerangka kerja (framework) waktu yang sederhana.
Kondisi statik yang sudah dibicarakan sebelumnya yang menggunakan prinsip marjinal sama harus dimodifikasi untuk memasukan aspek dinamika pasar jika hal ini akan diterapkan pada sumber daya dapat habis. Dinamika pasar merujuk pada interaksi antara ekstraksi (pengambilan) dan stok (cadangan) dari sumber daya yang terjadi menurut waktu. Sumber daya dapat habis seperti minyak bumi dan bahan mineral menunjukkan dinamika pasar karena tingkat ekstraksi pada masa sekarang mempengaruhi stok sumber daya yang tersedia di masa depan.
Memasukan aspek waktu dalam persamaan stok untuk minyak bumi, misalnya, persamaannya menjadi:
St = S0 – Ut-1
Dimana St adalah cadangan minyak bumi pada awal waktu periode t, S0 adalah stok awal, dan Ut-1 adalah total ekstraksi sampai akhir periode t-1. Ketika persamaan ini menunjukkan bagaimana ekstraksi minyak bumi akan mengurangi stok minyak bumi menurut waktu, persamaan ini memberikan sedikit petunjuk tentang bagaimana tingkat ekstraksi yang efisien menurut waktu. Karena alasan inilah, model dinamik ekonomi ekstraksi sumber daya takterbarukan diperlukan. Cara yang umum untuk memasukan model dinamik ke dalam pasar minyak bumi adalah dengan menggunakan sebuah model yang memperhitungkan perubahan dalam permintaan dan penawaran minyak bumi menurut waktu. Model pasar dinamik bagi minyak bumi dinyatakan sebagai:
pt = g[Qdt, Qd(t-1), Rt] ………………………. Sisi permintaan
pt = f[Qst, St, Gt] …………………………….. Sisi penawaran
dimana pt adalah harga minyak bumi pada periode t, Qdt jumlah minyak bumi yang diminta pada periode t, Qd(t-1) jumlah minyak bumi yang diminta pada periode (t-1), Rt faktor yang mempengaruhi permintaan minyak bumi pada periode t, Qst jumlah minyak bumi yang ditawarkan pada periode t, St cadangan atau stok minyak bumi pada periode t, Gt perubahan teknologi dan faktor lainnya yang mempengaruhi penawaran minyak bumi pada periode t.
Persamaan permintaan menyatakan bahwa harga minyak bumi pada periode sekarang bergantung pada jumlah minyak bumi yang diminta pada periode sekarang dan periode sebelumnya dan faktor yang mempengaruhi permintaan minyak bumi seperti preferensi, pendapatan dan ketersediaan barang substitusi bagi minyak bumi. Persamaan penawaran menyatakan bahwa harga minyak bumi bergantung pada jumlah minyak bumi yang ditawarkan pada periode sekarang, stok pada awal periode dan faktor yang mempengaruhi kurva penawaran seperti perubahan teknologi. Dalam kesetimbangan, jumlah minyak bumi yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan pada satu waktu tertentu. Model pasar dinamik memungkinkan kurva permintaan dan penawaran untuk berubah menurut waktu, dan kurva permintaan dan penawaran untuk periode t digambarkan dalam Gambar kurva dibawah. Dengan prosedur ini, perpotongan kurva permintaan dengan sumbu vertikal ditentukan oleh nilai dari penggeser permintaan (demand shifter), yakni Qd(t-1) dan Rt, dan perpotongan kurva penawaran juga ditentukan oleh nilai penggeser penawaran (supply shifter) yakni St dan Gt. Dalam pasar yang bersaing sempurna, harga kesetimbangan minyak bumi adalah p*t dan kesetimbangan ekstraksi minyak bumi adalah q*t.
Ekstraksi efisien antar-waktu (efficient intertemporal extraction) dari sumber daya dapat habis merujuk pada tingkat ekstraksi yang efisien menurut waktu. Tingkat ini ditentukan dengan memaksimumkan manfaat sosial bersih (NSB = net social benefit). Dalam kasus waktu diskret, NSB adalah:
NSB = PV(B0, B1, …, BT) = jumlah Bt/(1+r)t , t = 0, 1, …., T
Dimana PV(B0, B1, …, BT) menyatakan nilai sekarang (present value) selama T+1 periode, r adalah tingkat diskonto (discount rate), dan (1+r)t faktor diskonto untuk periode t, 0 dan T adalah periode awal dan periode akhir dari waktu perencanaan. Manfaat bersih pada periode t, Bt, adalah surplus konsumen ditambah surplus produsen, dan Bt/(1+r)t adalah nilai sekarang dari Bt, Jadi, NSB adalah nilai sekarang dari total manfaat bersih ekstraksi selama waktu perencanaan. NSB harus maksimum dengan memilih berbagai kemungkinan tingkat ekstraksi sumber daya mulai dari periode 0 sampai dengan T. Ekstraksi antar-waktu yang efisien akan dibahas untuk dua periode waktu, dan selanjutnya untuk banyak periode waktu. Pembahasan akan dilakukan dengan menggunakan dua asumsi dasar untuk penyederhanaan. Pertama, sumber daya digunakan pada periode yang sama dengan periode ekstraksinya yang berarti tidak ada kegiatan penyimpanan untuk penggunaan periode berikutnya. Kedua, pasar diasumsikan bersaing sempurna.
Kurva Permintaan (Dt), Kurva Penawaran (St) dan Titik Kesetimbangan
Pada Pasar yang Bersaing Sempurna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar