1.
Alur Ekstraksi Untuk Sumber Daya
Alam Tak Terbarukan
Sumber
daya alam tidak dapat terbarukan atau sering juga disebut dengan sumber daya
terhabiskan (depletable) adalah sumber daya alam yang tidak memiliki kemampuan
regenerasi secara
biologis. Selain itu, sumber daya alam ini dibentuk melalui proses
geologi yang memerlukan waktu sangat lama untuk dapat dijadikan sebagai sumber
daya alam yang siap diolah atau siap pakai. Tambang emas dan tambang minyak
misalnya, memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun untuk terbentuk karena
ketidakmampuan sumber daya tersebut untuk melakukan regenerasi. Sumber daya
alam ini sering kita sebut juga sumber daya alam yang memiliki stok yang tetap.
Sifat-sifat tersebut di atas menyebabkan masalah eksploitasi sumber daya alam
tidak terbarukan (non-renewable) akan sangat berbeda dengan ekstraksi sumber
daya terbarukan (renewable). Pengusaha pertambangan atau perminyakan, misalnya
tidak saja harus memutuskan kombinasi yang tepat dari berbagai faktor produksi
untuk menentukan produksi yang optimal, namun harus pula memikirkan seberapa
cepat stok harus diekstraksi dengan kendala stok yang terbatas.
Beberapa perbedaan pokok antara pengelolaan
sumber daya alam dan model ekonomi konvensional misalnya antara lain: Dalam model ekonomi kompetitif,
maksimisasi keuntungan ditentukan pada saat penerimaan marginal (p) sama dengan
biaya marginal (BM) atau p = BM. Dalam model sumber daya alam tidak terbarukan,
stok yang tidak terekstraksi memiliki nilai yang dicerminkan dari biaya oportunitasnya.
Dengan demikian, ekstraksi optimal sumber daya alam tidak hanya ditentukan oleh
harga dan biaya marginal tapi juga oleh biaya oportunitas.
Ekstraksi sumber daya alam merupakan masalah
investasi karena nilai rente sumber daya yang diperoleh terkait oleh waktu,
sehingga penentuan rente atau keuntungan (benefit) tidak saja dihitung untuk
masa kini tapi juga sepanjang waktu.
Berbeda dengan ekstraksi produk lainnya, ekstraksi sumber daya alam tidak terbarukan menghadapi kendala stok. Artinya, karena tidak adanya proses regenerasi, maka pada waktu tertentu (terminal period), stok tersebut akan habis.
Berbeda dengan ekstraksi produk lainnya, ekstraksi sumber daya alam tidak terbarukan menghadapi kendala stok. Artinya, karena tidak adanya proses regenerasi, maka pada waktu tertentu (terminal period), stok tersebut akan habis.
Dari beberapa ciri di atas terlihat bahwa
ekstraksi sumber daya alam tidak terbarukan berkaitan erat dengan aspek
intertemporal di mana peranan waktu sangat krusial. Dalam bab ini akan dibahas
bagaimana ekstraksi yang optimal dapat dilakukan terhadap sumber daya alam
tidak terbarukan tersebut, termasuk di dalamnya bagaimana menentukan alur
ekstraksi yang efisien dan berapa besar output optimalnya. Sebagai basis dari
teori ekstraksi sumber daya alam tidak terbarukan secara optimal adalah model
Hotelling yang dikembangkan oleh Harold Hotelling pada tahun 1931. Mengingat
begitu pentingnya model Hotelling tersebut, di bawah ini akan mulai kita bahas
model Hotelling dalam kerangka kerja (framework) waktu yang sederhana.
Kondisi
statik yang sudah dibicarakan sebelumnya yang menggunakan prinsip marjinal sama
harus dimodifikasi untuk memasukan aspek dinamika pasar jika hal ini akan
diterapkan pada sumber daya dapat habis. Dinamika pasar merujuk pada interaksi
antara ekstraksi (pengambilan) dan stok (cadangan) dari sumber daya yang
terjadi menurut waktu. Sumber daya dapat habis seperti minyak bumi dan bahan
mineral menunjukkan dinamika pasar karena tingkat ekstraksi pada masa sekarang
mempengaruhi stok sumber daya yang tersedia di masa depan.
Memasukan
aspek waktu dalam persamaan stok untuk minyak bumi, misalnya, persamaannya
menjadi:
St
= S0 – Ut-1
Dimana
St adalah cadangan minyak bumi pada awal waktu periode t, S0 adalah stok awal,
dan Ut-1 adalah total ekstraksi sampai akhir periode t-1. Ketika persamaan ini
menunjukkan bagaimana ekstraksi minyak bumi akan mengurangi stok minyak bumi
menurut waktu, persamaan ini memberikan sedikit petunjuk tentang bagaimana tingkat
ekstraksi yang efisien menurut waktu. Karena alasan inilah, model dinamik
ekonomi ekstraksi sumber daya takterbarukan diperlukan. Cara yang umum untuk
memasukan model dinamik ke dalam pasar minyak bumi adalah dengan menggunakan
sebuah model yang memperhitungkan perubahan dalam permintaan dan penawaran
minyak bumi menurut waktu. Model pasar dinamik bagi minyak bumi dinyatakan
sebagai:
pt
= g[Qdt, Qd(t-1), Rt] ………………………. Sisi permintaan
pt
= f[Qst, St, Gt] …………………………….. Sisi penawaran
dimana
pt adalah harga minyak bumi pada periode t, Qdt jumlah minyak bumi yang diminta
pada periode t, Qd(t-1) jumlah minyak bumi yang diminta pada periode (t-1), Rt
faktor yang mempengaruhi permintaan minyak bumi pada periode t, Qst jumlah
minyak bumi yang ditawarkan pada periode t, St cadangan atau stok minyak bumi
pada periode t, Gt perubahan teknologi dan faktor lainnya yang mempengaruhi
penawaran minyak bumi pada periode t.
Persamaan
permintaan menyatakan bahwa harga minyak bumi pada periode sekarang bergantung
pada jumlah minyak bumi yang diminta pada periode sekarang dan periode
sebelumnya dan faktor yang mempengaruhi permintaan minyak bumi seperti
preferensi, pendapatan dan ketersediaan barang substitusi bagi minyak bumi.
Persamaan penawaran menyatakan bahwa harga minyak bumi bergantung pada jumlah
minyak bumi yang ditawarkan pada periode sekarang, stok pada awal periode dan
faktor yang mempengaruhi kurva penawaran seperti perubahan teknologi. Dalam
kesetimbangan, jumlah minyak bumi yang diminta sama dengan jumlah yang
ditawarkan pada satu waktu tertentu. Model pasar dinamik memungkinkan kurva
permintaan dan penawaran untuk berubah menurut waktu, dan kurva permintaan dan
penawaran untuk periode t digambarkan dalam Gambar kurva dibawah. Dengan
prosedur ini, perpotongan kurva permintaan dengan sumbu vertikal ditentukan
oleh nilai dari penggeser permintaan (demand shifter), yakni Qd(t-1) dan Rt,
dan perpotongan kurva penawaran juga ditentukan oleh nilai penggeser penawaran
(supply shifter) yakni St dan Gt. Dalam pasar yang bersaing sempurna, harga
kesetimbangan minyak bumi adalah p*t dan kesetimbangan ekstraksi minyak bumi
adalah q*t.
Ekstraksi
efisien antar-waktu (efficient intertemporal extraction) dari sumber daya dapat
habis merujuk pada tingkat ekstraksi yang efisien menurut waktu. Tingkat ini
ditentukan dengan memaksimumkan manfaat sosial bersih (NSB = net social
benefit). Dalam kasus waktu diskret, NSB adalah:
NSB
= PV(B0, B1, …, BT) = jumlah Bt/(1+r)t , t = 0, 1, …., T
Dimana
PV(B0, B1, …, BT) menyatakan nilai sekarang (present value) selama T+1 periode,
r adalah tingkat diskonto (discount rate), dan (1+r)t faktor diskonto untuk
periode t, 0 dan T adalah periode awal dan periode akhir dari waktu
perencanaan. Manfaat bersih pada periode t, Bt, adalah surplus konsumen ditambah
surplus produsen, dan Bt/(1+r)t adalah nilai sekarang dari Bt, Jadi, NSB adalah
nilai sekarang dari total manfaat bersih ekstraksi selama waktu perencanaan.
NSB harus maksimum dengan memilih berbagai kemungkinan tingkat ekstraksi sumber
daya mulai dari periode 0 sampai dengan T. Ekstraksi antar-waktu yang efisien
akan dibahas untuk dua periode waktu, dan selanjutnya untuk banyak periode
waktu. Pembahasan akan dilakukan dengan menggunakan dua asumsi dasar untuk
penyederhanaan. Pertama, sumber daya digunakan pada periode yang sama dengan
periode ekstraksinya yang berarti tidak ada kegiatan penyimpanan untuk
penggunaan periode berikutnya. Kedua, pasar diasumsikan bersaing sempurna.
Kurva Permintaan (Dt), Kurva Penawaran (St) dan
Titik Kesetimbangan
Pada
Pasar yang Bersaing Sempurna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar